Makan nasi anget+ tumis labu siam tahu + goreng ikan dalas garing + teh manis anget + hujan gerimis romantis = mantap kali!!!
Kalau suka pedes, bisa ditambahin irisan cabe merah, selain menambah rasa pedas juga warna masakan jadi lebih menarik.
Beberapa minggu yang lalu, saat mau mandiin shifra (bayi 10 bulan), aku udah siapin air panas di ember mandinya, eh tiba-tiba shifra ikut nyelonong masuk kamar mandi. Ya udah aku berdiriin dia di kamar mandi, sambil dia pegangan ke ember air dingin di sebelah ember yang berisi air panas tadi. Tiba-tiba shifra kepeleset dan tangannya masuk k ember air panas. Biasanya shifra aku masukin ke kamar mandi setelah ember air panas udah aku isi dengan air dingin, tapi entah kenapa hari itu ada aja jalannya buat celaka. Mungkin Allah mau ngasih pelajaran buat aku, biar aku ga teledor lagi.
Agak panik saat liat tangan shifra masuk ke air panas, tapi langsung aku angkat tangannya dan aku celupin ke ember yang isinya air dingin. Aku panggil suami yang lagi cuci motornya di depan rumah. Suami langsung nyaranin pakein pasta gigi ke tangan shifra yang kena air panas. Alhamdulillah nya tangan shifra gak sampe melepuh cuma warnanya merah dan shifra terus-terusan ngibas-ngibasin tangannya sambil nangis, mungkin perih. Aku pun gak sadar nangis juga sambil minta maaf ke shifra. 😅😅
Setelah dipakein pasta gigi, shifra malah tambah lama nangisnya. Aku pun searching pertolongan pertama pada luka bakar di google, dan ternyata ngolesin pasta gigi ke luka bakar malah nambahin perihnya karena pasta giginya mengandung mint. Di salah satu artikel, aku lupa di situs apa dapetnya, terdapat langkah-langkah pertolongan pertama pada luka bakar :
1. Alirkan air pada kulit yang terkena luka bakar selama 10-15 menit, ini bertujuan untuk menurunkan suhu pada kulit yang terbakar.
2. Keringkan luka bakarnya dengan handuk lembut.
3. Bila kulitnya masih memerah, oleskan dengan salep obat luka bakar.
4. Bila kulitnya melepuh, jangan dipecahkan kulit yang melepuhnya, biarkan dan oles dengan salep obat luka bakar.
5. Bila kulit yg terbakar mengelupas, tutupi dengan perban kasa atau kain bersih dan segera bawa ke dokter untuk pengobatan lebih lanjut.
Alhamdulillah shifra cuma sampai kulitnya yang memerah aja. Setelah dapet artikel ini, aku langsung cuci bersih tangan shifra yang dioles pasta gigi. Lalu aku bawa ke kamar mandi dan aku alirin air ke tangannya selama 10 menit. Alhamdulillah shifra langsung berhenti nangis dan bisa ketawa lagi. Setelah itu aku oles dengan salep obat luka bakar biar cepet sembuh, alhamdulillah dalam 1 hari tangan shifra langsung sembuh dan kembali seperti semula.
Kejadian ini jadi pelajaran buat aku supaya ke depannya bisa lebih hati-hati dan penuh pengawasan pada anak, apalagi umur shifra yang memang dalam masa penasaran dan senang dengan hal-hal yang baru. Semoga jadi pelajaran dan manfaat buat readers semua, biar gak teledor kaya aku. 😀😀😀😀
Pasca idul adha, kiriman daging kurban dari masjid lingkungan rumah dan rumah ortu datang, sebutkan : "Alhamdulillah ~~~~!" 😄
Karena udah lama banget dari terakhir kali beli daging sapi, harganya bikin klenger buat ibu rumah tangga pemula macam aku ahahaha...
Jadi kepikiran buat bikin masakan yang bakal awet, hehehe... Yang kepikiran
1. Dibikin rendang
2. Dibikin dendeng sapi kering
Akhirnya searching resep keduanya dan dibikin keduanya. Yang berhasil baru rendangnya, untuk dendeng belum yakin buat diposting karena belum jadi 😜
Resepnya gak mirip banget dengan resep asli, disesuaikan dengan kondisi perbumbuan dirumah. Harap maklum, masih pemula 😅 tapi untuk rasa, Alhamdulillah suami bilang enak. Ditambah tahu goreng biar enak aja sih, kebetulan di kulkas ada tahu nganggur. Kasian dia sorang-sorang *ala upin ipin*,jadi dimasukin aja ke rendangnya ahahaha 😂
Lama memasak : 1 jam, pakai panci biasa dengan api kecil-sedang, biar empuk. Kalau pake panci presto bisa lebih cepet sih, cuma aku lagi males masak pake presto. Males nyuci nya 😝
Bahan :
300 gram daging sapi, iris tipis
6 buah tahu, goreng sampai kulitnya benar-benar kering
500 ml air
2 buah santan instan kemasan 65 ml
3 cm lengkuas, iris tipis atau geprek.
1 batang serai.
3 buah daun salam.
Sesuai selera : garam, merica, gula pasir, kaldu sapi bubuk.
Secukupnya, minyak goreng untuk menumis bumbu halus.
Bumbu halus :
9 buah cabai merah besar, buang bijinya. Tapi kalau suka pedes, gak usah dibuang bijinya.
5 siung bawang putih.
7 siung bawang merah.
5 butir kemiri.
1 sendok teh ketumbar.
1 sendok teh jahe bubuk.
1 buah tomat.
3 sendok makan gula merah.
Cara buat :
1. Tumis bumbu halus dengan lengkuas, serai dan daun salam hingga harum.
2. Masukkan santan instan.
3. Masukkan air, aduk terus sampai mendidih.
4. Masukkan garam, gula pasir, merica, kaldu sapi bubuk, aduk rata.
5. Masukkan daging sapi.
6. Masukkan tahu.
7. Masak hingga daging matang, empuk dan kuah hingga setengah nya.
Oya, kalo tahu nya udah ada rasa asin macam tahu kuning yang biasa, garamnya bisa disesuaikan, soalnya nanti kuahnya bakal nambah asin saat tahu nya dimasukkan ke rendangnya.
Semoga bermanfaat ya, selamat mencoba 😄😄😄
Dari pengamatan aku selama ini, udah jarang banget anak-anak pake bahasa Sunda (aku lahir dan tinggal di Jawa Barat, jadi bahasa daerahku ya Sunda😊) buat berkomunikasi. Kalau pun ada, sering dengernya bahasa sunda yang kasar. Kadang suka malu juga sih, soalnya aku juga belum mahir pake bahasa sunda, soalnya sama orang tua tidak dibiasakan untuk pake bahasa sunda di rumah, jadi ampe sekarang masih bahasa sunda yang umum. Kadang kalau ada yang ngajak ngobrol pake bahasa sunda, aku loading nya suka lama banget, di dalem otak lagi milih-milih kata yang tepat buat ngejawabnya ahahaha 😅
Lebaran tahun lalu, aku diajak keluarga suami buat mudik ke kampungnya di Sukabumi. Disana aku ketemu sama 2 keponakanku, anaknya kakak iparku, mereka berdua ngobrol pake bahasa sunda yang lembut (lemes), lucu banget soalnya keliatan makin sopan ketika mereka ngobrol dengan orang yang lebih tua dari mereka.
Bahasa daerah kalau tidak dibiasakan untuk digunakan, lama-lama bisa punah. Ngeri juga ya ngebayanginnya, padahal itu salah satu kekayaan budaya Indonesia yang jadi ciri khas dibandingkan negara lain. Jadi suami menyarankan untuk dirumah kami menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi.
"Kalau gak dibiasakan dirumah, susah mau bisanya, contohnya aja Mamah, gak bisa kan pake bahasa sunda? Kan kalau bahasa Indonesia dan yang lainnya diajarin di sekolah juga, bahasa sunda mah paling di sekolah cuma seminggu sekali." Begitulah saran suami.
Toh memang gak ada ruginya sih kita bisa bahasa daerah, malah aku rasa itu lebih sopan dan terasa lebih menghargai juga orang asli daerah tersebut. Gak bertentangan juga dengan norma agama yang aku anut, jadi oke 👌 hehehe 😁
Jadi inget peribahasa
"Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung"
Kemarin tetiba pengen ngemil Ddeokbokkie, tapi kalo beli jauh, jadi aku cari resepnya di internet. Dapet deh di youtube dan cookpad.
Kalau yang di youtube, resep aslinya pake microwave, tapi apa daya tak ada, jadi dikukus aja. Udah nyoba yang direbus, tapi gagal total, bentuk gak karuan ahahhaha...
Ini juga bentuknya kurang rapi, ngebut ngerjainnya keburu bayi bangun. Tapi rasanya tetep enak kok (pembelaan diri sendiri) 😅
Bahan :
250 gram tepung beras
Garam secukupnya
Air panas secukupnya
Minyak goreng secukupnya
Cara buat :
1. Campurkan garam dan tepung beras
2. Masukkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk rata hingga adonan bentuknya mirip bubur sumsum tapi lebih kental
3. Kukus adonan tepung beras hingga matang, kurang lebih 15 menit. Kalau sudah matang, angkat dan diamkan.
4. Tunggu adonan sampai hangat, agar tidak panas ke tangan saat dibentuk.
5. Siapkan talenan /alas untuk membentuk membentuk kue beras, beri sedikit minyak goreng pada alas agar tidak lengket. Ambil sedikit adonan dan bentuk memanjang atau sesuai selera.
6. Kue beras siap dihidangkan langsung atau diolah kembali menjadi tteokpokki.
Untuk resep tteokpokki nya sendiri, nanti aku simpen dipostingan selanjutnya ya 😄
Biasa masak makanan anak saat pagi hari, sekalian masak sarapan buat suami. Jadi gak perlu selalu buat tiap anak mau makan. Aku pakai api kompor yang paling kecil, biar berasnya matang dan bener-bener empuk. Alhamdulillah anakku suka, walaupun sekarang agak susah makan karena giginya baru tumbuh, tapi tiap dikasih makan selalu habis. 😆
Bahan :
1. 1 buah wortel, iris tipis lalu bentuk dadu kecil.
2. secukupnya kol, cincang halus.
3. secukupnya seledri, cincang halus.
4. 2 sendok makan beras
5. 1/2 sendok makan minyak goreng
6. 300 ml air
Cara membuat :
1. Masak beras dengan air hingga air tersisa setengahnya, aduk sesekali.
2. Masukkan wortel, minyak goreng dan kol.
3. Setelah airnya mulai menyusut, masukkan seledri.
4. Bila airnya sudah hampir habis, matikan kompor, siap dihidangkan.
"Tuh Ma, tumis buncis spesial"
Liat iklan kecap di tv, suami langsung nunjuk dengan antusias. Baiklah, ayo masak lagi!
Bahan ;
* 250 gram buncis, iris serong.
* 1/4 papan tempe, potong dadu.
* 1 buah cabe merah keriting, iris serong tipis .
* 1/2 buah tomat, potong dadu.
* 1/2 buah bawang bombay, iris tipis.
* 2 sendok makan minyak goreng.
* 2 sendok makan kecap manis.
* garam, merica bubuk, gula pasir sesuai selera.
* air putih secukupnya.
Cara membuat :
1. Jangan lupa bahannya dicuci bersih terlebih dahulu.
2. Panaskan minyak goreng di wajan, lalu tumis bawang bombay dan cabe merah sampai harum.
3. Masukkan buncis, tumis sampai layu.
4. Tambahkan sedikit air, aduk rata.
5. Masukkan tempe.
6. Tambahkan garam, gula pasir, merica bubuk dan kecap manis, aduk rata.
7. Masukkan tomat, aduk rata hingga matang.
8. Selesai, makanan siap untuk dihidangkan.
Ini bisa buat 3 - 4 orang, tergantung banyak makannya. Lama membuat sekitar 15 menit, maklum punya bayi yang lagi lucu-lucunya, masaknya yg sederhana dan gak makan banyak waktu. Kalau kelamaan nunggu, shifra suka jadi bosen dan ngacak sana-sini. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba 😆😆😆
Hari ini mau simpen resep di blog, dikarenakan warung sayur deket rumah masih tutup dalam rangka libur lebaran dan makanan lebaran udah pada abis, mau gak mau harus masak dengan bahan seadanya. Liat di lemari es, cuma ada wortel 3 buah dan tomat 1 buah lagi. Kalau masak mie instan, aku udah makan mie instan kemarin, jadi g enak juga. Untungnya ada sisa 1 bungkus soun di lemari dapur, jadi mari masak 🍳
Bahan :
* 1 bungkus soun, rebus sampai matang, tiriskan dan sisihkan.
* 3 buah wortel, iris macam korek api.
* 1 buah tomat, potong dadu.
* 1 siung bawang putih, iris tipis.
* 2 sendok makan minyak goreng.
* 1/2 gelas sedang air.
* 1 sendok teh garam.
* 1 sendok teh gula pasir.
* 1/2 sendok teh merica.
* 1 sendok teh kaldu sapi bubuk.
Cara membuat :
1. Tumis bawang putih menggunakan minyak goreng sampai harum.
2. Masukkan wortel, tumis hingga agak layu.
3. Tambahkan air, tunggu hingga wortel setengah matang.
4. Masukkan soun, garam, gula pasir, merica, kaldu sapi bubuk. Aduk rata.
5. Masukkan tomat, aduk rata hingga tomat layu.
6. Siap dihidangkan. :D
Bisa ditambahkan irisan cabe merah bila suka, jadi rasanya lebih pedas. Selamat mencoba ;)
Pagi hari, setelah shalat subuh.
"Rumah tangga teh cape geuning ya, Bah. Banyak masalah nya."
"Ya makanya rumah tangga disebut sekolah seumur hidup."
"Maksud?"
"Ya yang namanya sekolah ada masalahnya, terus ada proses belajar. Terus weh gitu, nah lulusnya nanti kalau udah meninggal dua-duanya atau salah satunya."
Hmmm... Ya masuk akal.
"Nah, karena ibarat sekolah, bisa ngambil lebih dari 1 jurusan, maksimal 4."
Eh...
"Emang Abah mampu gitu?"
"Kan tadi dibilang sama kaya sekolah, gak cuma mampu secara kemampuan otak aja, kemampuan ekonomi, fisik, psikologis juga harus mampu. Butuh banyak kemampuan kalau mau multi jurusan, gak cuma sekedar ngerasa mampu aja."
"Jadi Abah mampu?"
"Sekarang mah belum, gak tau nanti." *sambil nyengir*
Selamat hari ini, readers! Hari ini hari kesepuluh bulan puasa, Ramadhan kedua setelah menikah dan pertama bareng Shifra. Tahun lalu, shifra masih di dalam perut, eh gak kerasa sekarang udah bisa teriak dan marah kalau barang yang pengen digigitnya direbut. Akhir-akhir ini shifra suka banget gigitin barang yang ditemuinya, mungkin karena mau tumbuh gigi jadi maunya gigit barang. Hehehe 😁
Intermezonya segitu aja, sekarang aku mau bahas tentang karakter belajar manusia visual. Aku termasuk orang visual dalam belajar, dikutip dari belajarpsikologi.com :
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.
Adapun beberapa ciri orang dengan tipe belajar visual, yaitu :
1. Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan Berbicara dengan cepat.
2. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
3.Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
4. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
5. Mengingat dengan asosiasi visual
6. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta orang lain untuk mengulangi ucapannya.
7. Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat
8.Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat 9. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
10. Lebih menyukai seni gambar daripada musik
11. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak
12. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata yang tepat
13. Biasanya tidak terganggu dengan keributan
Tapi dari ciri-ciri itu semua, ada beberapa yg gak masuk dalam diriku.
2. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
Seorang yang spontan adalah aku, memang kalau mau melakukan sesuatu lebih suka merencanakan tapi untuk jangka pendek, bukan karena gak mau tapi pikiran aku gak 'kepanjangan' 😳
10. Lebih menyukai seni gambar daripada musik
Segala jenis seni, aku tidak berbakat. Menulis tangan saja tak indah #daakumahapaatuh 😗
Karena orang yang visual, aku kadang susah dikasih nasihat oleh orang lain, termasuk sama orang terdekat (suami dan orang tua). Padahal pengalaman orang lain yang kita dengar itu sebenarnya pelajaran yang paling berharga, itu yang Ustad Aam Amiruddin bilang disalah satu kajiannya. Dengan mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, kita kan gak perlu capek ngambil resiko juga, tinggal aplikasi kan solusinya.
Tapi kayanya bukan karena aku visualis, emang dasarnya aja udah Bedegong alias susah diatur. Ahahaha 😂
Ya janganlah ditiru. Segitu aja.
*gak jelas ya? Ya g apa2 ya, cuma curhat hehehehe 😁*
International Woman's Day Google Doodle |
the dress |
A : "Teh, Kiqa sakit?"
T : "iya din, demam, tadi juga mau pergi kerja mau nangis kiqa nya asa sedih teh"