Selasa, 30 Juni 2015

,

[Ramadhan 2015] Rumah Tangga = Sekolah Seumur Hidup

Pagi hari, setelah shalat subuh.

"Rumah tangga teh cape geuning ya, Bah. Banyak masalah nya."

"Ya makanya rumah tangga disebut sekolah seumur hidup."

"Maksud?"

"Ya yang namanya sekolah ada masalahnya, terus ada proses belajar. Terus weh gitu, nah lulusnya nanti kalau udah meninggal dua-duanya atau salah satunya."

Hmmm... Ya masuk akal.

"Nah, karena ibarat sekolah, bisa ngambil lebih dari 1 jurusan, maksimal 4."

Eh...

"Emang Abah mampu gitu?"

"Kan tadi dibilang sama kaya sekolah, gak cuma mampu secara kemampuan otak aja, kemampuan ekonomi, fisik, psikologis juga harus mampu. Butuh banyak kemampuan kalau mau multi jurusan, gak cuma sekedar ngerasa mampu aja."

"Jadi Abah mampu?"

"Sekarang mah belum, gak tau nanti." *sambil nyengir*

Continue reading [Ramadhan 2015] Rumah Tangga = Sekolah Seumur Hidup

Rabu, 24 Juni 2015

,

[Ramadhan 2015] Aku, Visual 'Bedegong'

Selamat hari ini, readers! Hari ini hari kesepuluh bulan puasa, Ramadhan kedua setelah menikah dan pertama bareng Shifra. Tahun lalu, shifra masih di dalam perut, eh gak kerasa sekarang udah bisa teriak dan marah kalau barang yang pengen digigitnya direbut. Akhir-akhir ini shifra suka banget gigitin barang yang ditemuinya, mungkin karena mau tumbuh gigi jadi maunya gigit barang. Hehehe 😁

Intermezonya segitu aja, sekarang aku mau bahas tentang karakter belajar manusia visual. Aku termasuk orang visual dalam belajar, dikutip dari belajarpsikologi.com :
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.

Adapun beberapa ciri orang dengan tipe belajar visual, yaitu :
1. Rapi, teratur, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan    Berbicara dengan cepat.
2. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik   
3.Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka   
4. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar   
5. Mengingat dengan asosiasi visual   
6. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta orang   lain untuk mengulangi ucapannya.  
7.  Lebih suka membaca daripada dibacakan dan pembaca yang cepat   
8.Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat    9. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato   
10. Lebih menyukai seni gambar daripada musik   
11. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat ya atau tidak   
12. Mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata yang tepat   
13. Biasanya tidak terganggu dengan keributan

Tapi dari ciri-ciri itu semua, ada beberapa yg gak masuk dalam diriku.

2. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
Seorang yang spontan adalah aku, memang kalau mau melakukan sesuatu lebih suka merencanakan tapi untuk jangka pendek, bukan karena gak mau tapi pikiran aku gak 'kepanjangan' 😳

10. Lebih menyukai seni gambar daripada musik
Segala jenis seni, aku tidak berbakat. Menulis tangan saja tak indah #daakumahapaatuh 😗

Karena orang yang visual, aku kadang susah dikasih nasihat oleh orang lain, termasuk sama orang terdekat (suami dan orang tua). Padahal pengalaman orang lain yang kita dengar itu sebenarnya pelajaran yang paling berharga, itu yang Ustad Aam Amiruddin bilang disalah satu kajiannya. Dengan mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, kita kan gak perlu capek ngambil resiko juga, tinggal aplikasi kan solusinya.

Tapi kayanya bukan karena aku visualis, emang dasarnya aja udah Bedegong alias susah diatur. Ahahaha 😂

Ya janganlah ditiru. Segitu aja.

*gak jelas ya? Ya g apa2 ya, cuma curhat hehehehe 😁*

Continue reading [Ramadhan 2015] Aku, Visual 'Bedegong'