Senin, 21 September 2015

, ,

Terbiasa dengan bahasa daerah

Dari pengamatan aku selama ini, udah jarang banget anak-anak pake bahasa Sunda (aku lahir dan tinggal di Jawa Barat, jadi bahasa daerahku ya Sunda😊) buat berkomunikasi. Kalau pun ada, sering dengernya bahasa sunda yang kasar. Kadang suka malu juga sih, soalnya aku juga belum mahir pake bahasa sunda, soalnya sama orang tua tidak dibiasakan untuk pake bahasa sunda di rumah, jadi ampe sekarang masih bahasa sunda yang umum. Kadang kalau ada yang ngajak ngobrol pake bahasa sunda, aku loading nya suka lama banget, di dalem otak lagi milih-milih kata yang tepat buat ngejawabnya ahahaha 😅

Lebaran tahun lalu, aku diajak keluarga suami buat mudik ke kampungnya di Sukabumi. Disana aku ketemu sama 2 keponakanku, anaknya kakak iparku, mereka berdua ngobrol pake bahasa sunda yang lembut (lemes), lucu banget soalnya keliatan makin sopan ketika mereka ngobrol dengan orang yang lebih tua dari mereka.

Bahasa daerah kalau tidak dibiasakan untuk digunakan, lama-lama bisa punah. Ngeri juga ya ngebayanginnya, padahal itu salah satu kekayaan budaya Indonesia yang jadi ciri khas dibandingkan negara lain. Jadi suami menyarankan untuk dirumah kami menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi.
"Kalau gak dibiasakan dirumah, susah mau bisanya, contohnya aja Mamah, gak bisa kan pake bahasa sunda? Kan kalau bahasa Indonesia dan yang lainnya diajarin di sekolah juga, bahasa sunda mah paling di sekolah cuma seminggu sekali." Begitulah saran suami.

Toh memang gak ada ruginya sih kita bisa bahasa daerah, malah aku rasa itu lebih sopan dan terasa lebih menghargai juga orang asli daerah tersebut. Gak bertentangan juga dengan norma agama yang aku anut, jadi oke 👌 hehehe 😁

Jadi inget peribahasa
"Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung"

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk komentarnya bisa diisi disini, terima kasih telah mengunjungi blog saya ^-^