Selasa, 24 Februari 2015

, ,

Dilema Ibu Karir

A : "Teh, Kiqa sakit?"
T : "iya din, demam, tadi juga mau pergi kerja mau nangis kiqa nya asa sedih teh"
Assalamu'alaikum wr. wb.
Sepenggal percakapan diatas itu diantara aku dan kakak iparku di chat tadi pagi, anaknya yang berumur 11 bulan sedang sakit. Kakak iparku bekerja untuk membantu ekonomi keluarga mereka dan anaknya dititipkan pada orang tuaku, jadi aku saat masih tinggal dengan orang tuaku, aku sering bermain dan membantu mengurusnya. Jadi sampai sekarang rasanya kangen kalau lama tidak bertemu dengannya dan tak ada kabar darinya. 


Setelah jadi ibu, aku merasakan betapa eratnya perasaan seorang ibu pada anaknya. Saat jauh dari anak, rasanya hati ini tidak tenang. Contohnya saja, saat ada undangan pernikahan dari temanku dan aku pun menitipkan Shifra pada orang tuaku karena tidak memungkinkan untuk Shifra ikut, yang biasanya saat bertemu teman lama rasanya ingin berlama-lama untuk mengobrol dan bercanda melepas kangen sudah jadi tidak penting lagi. HARUS CEPAT SAMPAI RUMAH, HARUS! Alhasil aku dan suami hanya bersalaman dengan kedua mempelai, makan sedikit, pamit pada teman dan langsung pulang. Sangat tidak tenang sama sekali, walau aku percaya untuk menitipkan Shifra pada orang tuaku, tapi tetap saja ingin cepat pulang untuk bertemu anak. TITIK.

Aku sungguh salut kepada kakak iparku dan para ibu-ibu karir diluar sana yang 'terpaksa' untuk bekerja untuk membantu suaminya. Terpaksa, iya terpaksa, karena semua ibu pasti inginnya hanya diam dirumah, jadi ibu rumah tangga, mengurus anak, suami dan rumah keluarga. Mendampingi perkembangan anak setiap hari tanpa ada yang terlewat. Dimana saat dia pertama kali tertawa, tengkurap, merangkak dan semua hal yang pertama dilakukan oleh anaknya, semua ibu pasti ingin jadi yang pertama mengetahuinya. Walaupun 'terpaksa' tapi mereka tetap berusaha untuk bekerja sebaik mungkin dengan harapan untuk berhenti bekerja dan mengurus secara penuh keluarga mereka. SALUT!!!

Aku hanya seorang ibu rumah tangga yang berusaha untuk memahami perasaan para ibu-ibu karir diluar sana yang mendambakan posisiku saat ini, yang tidak perlu meninggalkan rumah dan anak untuk membantu mencari nafkah.
Jangan khawatir Bunda, Bunda gak sendiri, Bunda kuat. Allah tau yang terbaik buat keluarga Bunda dengan jerih payah Bunda saat ini. Semoga suatu hari nanti Bunda bisa tetap dirumah, secara penuh mengurus keluarga dan anak. Allah akan membalas jerih payah Bunda dengan hal yang setimpal, tenang Bunda, Allah tau yang terbaik. Semoga anak-anak kita jadi anak yang sholeh-sholehah dan membanggakan keluarga, agama, bangsa, negara. Tetap semangat Bunda!!
 Semoga Allah memudahkan rezeki untuk kita semua, khususnya untuk kakakku, agar para ibu-ibu karir dapat menjadi ibu rumah tangga dan menjadi ibu sepenuhnya bagi para anak-anaknya. Aamiin...
Wassalamu'alaikum wr wb

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk komentarnya bisa diisi disini, terima kasih telah mengunjungi blog saya ^-^