Selasa, 15 Mei 2012

, ,

Kabar Baik dan Kabar Buruk Seputar Pernikahan

Posted by homepi on 06 April 2012


Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenang kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS : Ar Rum [30] :21)

Kabar baiknya, pernikahan membuat kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang. Melalui pernikahan, kita akan bertransformasi dari pribadi yang lebih mementingkan diri sendiri menjadi pribadi yang harus mampu menjaga kehormatan orang lain (suami/istri).



Melalui pernikahan, kita akan berubah dari sosok yang gemar bersenang-senang menikmati hidup saat ini menjadi orang yang berpikiran ke depan. Melalui pernikahan, kita akan belajar berbagai hal yang tidak akan kita temui dalam kehidupan lajang.

Kabar buruknya, setiap pernikahan pasti akan mengalami permasalahan. Mungkin masalah yang akan muncul berkenaan dengan ekonomi rumah tangga, hubungan dengan mertua, cara mendidik anak, ataupun hadirnya orang ketiga. Apapun, yang jelas tidak ada rumah tangga yang tidak pernah diguncang permasalahan.

Karenanya, kita harus bersiap-siap. Bukan untuk terhindar dari permasalahan tersebut (karena itu adalah sebuah hal yang mustahil) akan tetapi agar keutuhan rumah tangga tetap terjaga manakala ujian tersebut datang.

Sebagai tindakan preventif, kata Nabi Muhammad Saw., ada empat hal yang patut dipertimbangkan ketika seorang lelaki hendak menyunting seorang perempuan, yaitu kecantikan wajahnya, nasab atau silsilah keluarganya, hartanya, dan agamanya. Wajah rupawan menjadi salah satu dasar pertimbangan karena berdasarkan pertimbangan manusiawi akan membawa kesenangan.

Begitu pula dengan nasab dan silsilah keluarga menjadi salah satu indikator tercipta satu mata rantai nasab yang jelas. Harta juga menjadi satu rujukan karena saat ini peran harta dalam keberlangsungan sebuah rumah tangga juga diperlukan meski ini bukan berarti kita berbicara asas materialistis dominan.

Lantas, apakah hal tersebut penjamin bahagia? Mari kita lihat beberapa artis di televisi. Di televisi, para artis berlomba memproklamirkan diri sebagai pasangan yang berkomitmen saling mencintai. Tetapi, adakalanya sebulan, dua bulan, atau paling lama enam bulan kemudian, mereka sama-sama memproklamirkan perceraian. Mereka merasa sudah tidak memiliki kecocokan satu sama lain. Fenomena apakah ini?

Kalau diperhatikan, pasangan artis itu sama-sama cantik dan ganteng. Kekayaan? Tak perlu dipersoalkan lagi. Uang mereka melimpah dengan karier yang menjanjikan. Lalu kenapa mereka berpisah dengan alasan ketidakcocokan? Mungkin, inilah sebabnya mengapa Nabi Muhammad Saw. memosisikan agama sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih pasangan. Bahkan, pada poin agama ini, Nabi Muhammad Saw. menambahkan satu kalimat penekanan, “Maka pilihlah yang beragama, karena jika tidak engkau akan merugi.”



تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ


WANITA DINIKAHI KARENA EMPAT HAL, [PERTAMA] KARENA HARTANYA, HASABNYA, KECANTIKANNYA, DAN AGAMANYA. CARILAH YANG AGAMANYA BAIK, JIKA TIDAK MAKA KAMU AKAN TERSUNGKUR FAKIR”[HR. BUKHORI NO. 5090, MUSLIM NO. 1466].


sumber : www.percikaniman.org

1 komentar:

Untuk komentarnya bisa diisi disini, terima kasih telah mengunjungi blog saya ^-^