Selasa, 22 Oktober 2019

,

Ke Dokter Gigi itu Menyenangkan 😊

Bismillah

Pergi ke dokter untuk sebagian orang adalah hal yang kurang menyenangkan, apalagi ke dokter gigi. Ugh, terbayang sakitnya seperti apa. Padahal niat ke dokter itu untuk menyembuhkan penyakit kita, tapi kok tetap bikin takut ya hehehe 😁. Hal itu terjadi pada kita para orang dewasa apalagi anak-anak. Mereka bisa lebih ketakutan dan tidak nyaman dengan banyaknya peralatan dokter gigi yang akan masuk ke mulutnya. Didukung dengan banyak tontonan anak yang masih memperlihatkan bagaimana seramnya dokter gigi.


Qadarullah, gigi Shifra (5 tahun) ada yang berlubang dan menyebabkan dia merasa sakit luar biasa. Shifra termasuk anak yang cukup hebat dalam menahan rasa sakit fisiknya semenjak ia bayi. Dulu saat diimunisasi, Shifra jarang sekali menangis. Begitu juga saat dia terjatuh atau terbentur sesuatu, tangisnya jarang sekali keluar. Tapi untuk masalah perasaan, Shifra cukup peka, ia sering sekali menangis ketika dia merasa disakiti hatinya atau terharu akan sesuatu. Ketika ia menangis karena masalah fisik, berarti sakitnya sudah tidak tertahankan.

Saya pun berinisiatif untuk langsung memeriksakan giginya ke dokter. Tapi sebelum ia menolak saat sudah diklinik, saya mendiskusikan dan memberitahukan apa yang akan dilakukan dokter gigi padanya sehari sebelum pemeriksaan. Tentunya pada saat dia sedang santai dan lupa dengan rasa sakit di giginya.

🧕 : Gigi Teteh sakit kan? Jadi kita harus ke dokter gigi, buat tau sakit di gigi Teteh karena apa. Nanti gigi Teteh diperiksa sama dokternya, Teteh disuruh buka mulut biar dokternya bisa liat gigi Teteh. Pas diperiksa nanti agak sakit, Teteh bisa tahan sebentar ya. Udah diperiksa, nanti giginya diobatin biar gak sakit lagi.

Shifra memperlihatkan wajah tidak nyaman dan agak menolak saat saya berbicara seperti itu. Lalu saya lanjutkan berbicara untuk meyakinkannya.

🧕 : Kalau gigi Teteh udah diobatin sama dokter, Insyaa Allah, giginya cepet sembuh dan gak sakit lagi. Nanti pas diperiksanya, sama Emak ditemenin terus kok. Udah periksa gigi nanti kita jajan yang Teteh mau ya.

Alhamdulillah, setelah diberi penjelasan lanjutan dan dijanjikan hadiah setelah pemeriksaan, Shifra lebih yakin untuk memeriksakan giginya dan dia juga berani untuk duduk di kursi pemeriksaan sendiri tanpa harus saya pangku. Yang saya tekankan saat memberitahukan proses pemeriksaannya adalah adanya rasa sakit dan tidak nyaman. Agar dia siap dan tidak takut untuk proses yang akan dijalaninya.

Untuk proses penambalan gigi, ternyata tidak sebentar. Prosesnya cukup lama dan kami harus bulak-balik ke dokter gigi sesuai dengan jadwal yang ditentukan dokter. Setelah melewati 3 proses penambalan sementara, pernah satu kali kami melewatkan jadwal pemeriksaan yang harusnya seminggu sekali, kami datang di minggu ketiga setelah pemeriksaan. karena di minggu kesatu kami ada acara keluarga yang menyebabkan tidak bisa datang ke dokter gigi, lalu saat minggu kedua Shifra datang ke dokter gigi bersama ayahnya (tanpa saya) dan ada hal yang tak terduga terjadi. Salah satu pasien anak yang diperiksa sebelum Shifra ternyata menangis kencang, mengakibatkan Shifra takut dan tidak mau diperiksa. Dia menolak habis-habisan hingga menangis, semua pendamping pasien dan dokter sudah berusaha membujuk tapi dia tetap tidak mau diperiksa lalu akhirnya pulang ke rumah. (padahal sudah menunggu 2 jam untuk diperiksa 😅)

Karena kami melewatkan pemeriksaan jauh dari jadwal yang seharusnya, proses penambalan gigi pun diulang dari awal. Tapi Alhamdulillah, karena sebelumnya dia sudah tahu akan prosesnya, walaupun kurang nyaman, Shifra lebih percaya diri, lebih semangat untuk berangkat ke dokter gigi dan melewati prosesnya tanpa keluhan. Tak lupa setelah pemeriksaan, saya selalu membelikannya jajanan yang ia mau sesuai yang sudah dijanjikan sebelumnya. Terkadang makanan ataupun mainan, yang pasti tetap berdasarkan pengarahan saya saat ia membeli "hadiah" pemeriksaannya tersebut. 

Semoga pengalaman kami bisa membantu orangtua lainnya dalam membujuk anaknya memeriksakan diri ke dokter, khususnya dokter gigi. Yang paling penting orang tua harus mempersiapkan anak dalam menghadapi rasa sakit ataupun tidak nyaman saat pemeriksaan, jangan sampai orangtua berbohong kepada anak kalau pemeriksaan yang ia lakukan tidak sakit atau baik-baik saja. 

Terkadang orangtua terlalu khawatir anak akan menolak jika orangtua memberitahukan hal yang sebenarnya dan mengambil keputusan untuk "berbohong demi kebaikan". Padahal anak bisa lebih mengerti dan berani saat orangtua bisa memberikan pengertian dan penjelasan yang benar tanpa harus membohonginya. Tak lupa juga beri anak hadiah dan pujian atas keberaniannya agar ia lebih semangat dan merasa senang jika nanti harus melakukan pemeriksaan diri ke dokter dikemudian hari.

Tetap jaga kesehatan diri kita dan keluarga ya, teman-teman. Tentu saja yang paling utama selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kita sekeluarga selalu diberikan kesehatan dan keberkahan. Aamiin 

0 komentar:

Posting Komentar

Untuk komentarnya bisa diisi disini, terima kasih telah mengunjungi blog saya ^-^